Makan untuk hidup atau hidup untuk makan? Anda tentu saja bebas memilih mana di antara kedua hal tersebut yang terbaik untuk kehidupan anda. Tapi ketika bulan Ramadhan tiba dan jika kita seorang muslim, tentulah pilihan pertama yang masuk akal untuk dipilih. Karena ketika berpuasa kita sesungguhnya tidak makan atau minum selama dua belas jam lebih. Ironisnya, walau dengan keadaan demikian kita tetap dituntut untuk melakukan kegiatan sehari-hari layaknya ketika kita sedang tidak berpuasa. Maka dari itu nutrisi yang kita asup haruslah kita perhatikan dengan cermat agar rutinitas kita tidak terganggu hanya gara-gara puasa.Dokter spesialis gizi di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, dr. Titi Sekarindah, Sp.GK. berujar bahwa sesungguhnya puasa selama 12 jam itu tidak berakibat buruk bagi tubuh. Karena walaupun perut kita tidak diisi, tubuh tetap mempunyai cadangan gula atau glikogen di hati. Sehingga kita masih punya cadangan energi untuk berktivitas. Namun yang lebih harus kita perhatikan lagi adalah prinsip empat sehat 
Jika tidak berpuasa, kita normalnya makan tiga kali sehari. Sarapan, makan siang, dan makan malam. Berbeda dengan ketika kita berpuasa kita hanya berkesempatan makan pada saat sahur dan berbuka. Oleh karena itu makan yang biasanya tiga kali tersebut kita alokasikan untuk makan selama dua kali waktu makan tersebut. Sebab pola pikir yang menganggap kita harus memakan lebih banyak makanan saat berpuasa ternyata tidak tepat.
Sama halnya dengan ketika kita berbuka. Makanan yang biasa kita makan saat makan malam dapat kita santap ketika waktu berbuka, tentu saja lengkap dengan buah-buahan manis untuk mengganti energi yang terbuang. Selamat berpuasa.     
Disarikan dari Reader’s Digest 
No comments:
Post a Comment